Komik
Indonesia adalah komik yang berasal dari Indonesia, atau hasil karya
seorang komikus Indonesia. Cara bercerita dengan menggunakan gambar
sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di kepulauan
nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini
pada masa purbakala adalah relief-relief yang terdapat pada
candi-candi yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidak ada kesepakatan
yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita"
Komik Indonesia. Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan
oleh KOLONI, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia
Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar
"manga". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah
komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi,
disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan DI
INDONESIA.
Daftar isi |
[sunting]Sejarah Komik Indonesia
[sunting]Generasi 1930an
Merujuk
kepada Boneff maka komik Indonesia pada
awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar,
yaitu komik
strip dan buku
komik.
Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat
ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient
dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash
Gordon. Put
On,seorang
peranakan Tionghoa adalah
karakter komik Indonesiayang
pertama-tama merupakan karya Kho
Wan Gie yang
terbit rutin di surat
kabar Sin
Po.
Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an
sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian
bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo,Nasroen
A.S.
membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri
Hidjaoe melalui mingguan Ratu
Timur.
Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam
menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan
Rakyat, Yogyakarta,
salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita
tentang agresi militer Belanda ke
atas kota Yogyakarta.
Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran
Rakyat”
dari Bandung.
Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik
pertama-tama oleh artis komik
Indonesia.
[sunting]Generasi 1940-50an
Sekitar
akhir tahun 1940an,
banyak komik-komik dari Amerika yang
disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah
komik seperti Tarzan, Rip
Kirby, Phantom and Johnny
Hazard.
Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta,
dan Perfects dari Malang,
mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah
membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang
komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam
menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik
adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie
Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di
kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong
upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke
dalam selera lokal. R.A.
Kosasih,
yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya
dengan mengimitasi Wonder
Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri
Asih.
Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh
komikus lainnya,diantaranya adalah Siti
Gahara, Puteri
Bintang, Garuda
Putih and Kapten
Comet,
yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan
petualangan Flash
Gordon.
[sunting]Generasi 1960-70an
Adapatasi
dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan
tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya.
Karena itu penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng
Po dari
Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah
kebudayaan nasional.
Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari
wayang Sunda dan Jawa menjadi
tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A.
Kosasih adalah
salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa
epikMahabharata dari wayang ke
dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra,
terutamanya di kota Medan,
terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan
Hardjo, Djas,
dan Zam
Nuldyn,
yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik.
Di bawah penerbitan Casso and Harris,
artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita
rakyat Sumatra yang
kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari
tahun 1960an hingga 1970an.
Banyak
dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa,
dan Tiongkok.
Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagaimedianya,
meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A.
Kosasih juga
mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku.
[sunting]Generasi 1990-2000an
Ditandai
oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan
kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk
mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak
karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa
judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk
menembus pasar dalam
negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.
Selain
itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan
kepada komikus muda
untuk mengubah image komik Indonesia yang
selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda.
Ada
dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia,
yaitu Amerika (lebih
dikenal dengan comics)
dan Jepang (dengan
stereotype manga).
[sunting]Aliran Amerika
Komikus
yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka
pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang
bekerja untuk produksi komik Amerika.
Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara
lain
Catatan:
List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007
[sunting]Aliran Jepang
Komikus
yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya
komunitas di Internet.
Beberapa situs seperti
julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat
banyak informasi pembuatan manga.
Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran
gambar Jepang,
yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname
masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan
sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal.
Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya
ini adalah:
- Anthony Ann dengan nama samaran lainnya: Sentimental Amethyst
Catatan:
List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007
Beberapa
Studio Komik juga pernah membuat karya-karya yang berciri aliran
Jepang, antara lain
Catatan:
List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007
[sunting]Komik Independen
Diawali
dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik
dari luar Indonesia, muncullah komik-komik independen (lokal).
Mencoba tampil berbeda, membuat gaya gambar lebih
variatif dan eksperimental. Banyak komikus-komikus indie (independen)
mengandalkan mesinfotokopi untuk
penggandaan karya-karya mereka. Sistem distribusi paling
banyak dilakukan di pameran komik,
baik dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus.
Tak jarang ada komikus yang menghalalkan karyanya untuk diperbanyak
dan disebarluaskan, dengan motto 'copyleft' (lawan
dari copyright atau
hak cipta). Tentunya tidak untuk tujuan komersil